Apakah Anak Anda Menentukan #Nilai #Diri Anda?

Saya ingat duduk di dek saya bertahun-tahun yang lalu dengan sangat berkecil hati sebagai seorang ibu. Salah satu dari anak-anak saya telah membuat keputusan yang buruk. Yah, malahan dua anak.

Saya tidak akan menuliskan rincian ataupun identitas mereka tapi itu aneh dimana kedua situasi ini hampir lebih dari yang bisa saya tanggung pada saat itu. Dan mereka sama sekali tidak bersangkutan.

Banyak pertanyaan berkecamuk dalam pikiran dan hati saya hari itu.

Do-Your-Children-Determine-Your-Self-1-760x637Apakah ini menentukan nilai diri saya?

Apakah saya gagal hanya karena mereka telah membuat beberapa pilihan yang salah?

Apakah ini akan membawa saya ke tempat di mana saya akan mempertanyakan kebaikan Tuhan atau apakah saya akan mempercayai karakter-Nya dan apa yang saya tahu benar tentang Dia?

Satu hal yang saya pelajari selama bertahun-tahun adalah kedisiplinan mengucap syukur dalam segala hal, sehingga itulah yang pertama yang saya “jalankan”!

Bagi saya tidak ada alternatif.

Saya mencintai Allah dan saya yakin Dia mau melihat kita melewati ini.

Tapi itu adalah saat yang menentukan bagi saya yang saya tidak akan pernah lupa. Anak-anak kami telah mengecewakan kami. Itu bukan pertama kalinya tapi kali ini tampak lebih besar. Ada beberapa konsekuensi besar yang bersangkut-paut.

Saya pikir sebagian besar dari kita akan setuju bahwa kita merasa baik tentang diri kita sendiri ketika anak-anak kita taat. Dan ketika mereka tidak taat, selain rasa frustrasi yang datang, kita sering menyalahkan diri kita sendiri dan bertanya-tanya kesalahan apa yang kita lakukan.

Saya ingat ketika mereka masih muda saya pikir golak-gejolak mereka adalah salah saya dan kadang-kadang itu benar. Saya telah memprovokasi mereka dan sekarang mereka memprovokasi saya . Saya tahu ketika itu memang adalah ketidaktaatan. Dan saya bertanggung jawab untuk menghadapinya secara tepat.

Saya tidak bertanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka!

Tapi seolah-olah itu baru kemarin, saya memperoleh suatu iluminasi. Saya tidak bertanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka. Anak-anak ini telah membuat pilihan. Bukan saya yang membuat pilihan ini. Mereka membuatnya dari kehendak bebas mereka sendiri.

Seperti yang telah kami katakan selama bertahun-tahun di rumah kami dan seperti yang Emerson sering katakan sementara menggembalakan …

“Tanggapan saya adalah tanggung jawab saya!”

Mereka bertanggung-jawab atas keputusan-keputusan mereka.

Bingo !! Saya bebas.

Saya tidak akan membiarkan skenario ini menentukan apakah saya telah menjadi orang tua yang baik atau tidak. Saya tahu Emerson dan saya telah mencoba untuk melakukan “apa yang tampaknya terbaik.” Kami telah menghidupi enam prinsip PANDUAN Alkitabiah yang ia bagikan dalam Love & Menghormati dalam Keluarga.

Saya tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi saat saya duduk di sana dan berdoa, saya merasakan Tuhan berbicara dengan sangat langsung kepada saya. Dia mengesankan saya sesuatu yang telah tinggal dengan saya selama bertahun-tahun.

Saya sudah berbagi akan ini dengan orang-orang lain dan itu telah berdampak kepada mereka juga. Apakah Anda siap untuk mendengar kata-kata ini?

“Saya tidak ingin kamu mengambil rasa bersalah ataupun kemuliaan.”

“Apa Tuhan?”

Apa yang saya rasakan Dia sedang katakan kepada saya adalah ini:

“Sekarang dan di masa depan, apakah anak-anak ini mengecewakan Anda atau membuat nama baik bagi diri mereka sendiri, Aku tidak ingin Anda mengambil tanggung jawab untuk pilihan-pilihan mereka.”

Dengan kata lain, saya tidak harus disalahkan untuk perilaku mereka yang kurang baik tetapi saya juga seharusnya tidak membanggakan prestasi mereka, seolah-olah saya memang layak dihargai.

Ya, kita harus mengasuh dengan serius dan kita bertanggung jawab untuk mengajar dan melatih anak-anak kita. Tetapi jika kita telah melakukan yang terbaik untuk membesarkan mereka sesuai dengan Firman Tuhan, kita harus ingat bahwa mereka memiliki kehendak bebas, dan merekalah yang harus membuat pilihan-pilihan mereka.

Pada akhirnya, tanggapan mereka adalah tanggung jawab mereka.

Anda lihat, kita bisa kehilangan atau mendasarkan nilai diri kita secara keliru kepada kinerja anak-anak kita. Sayangnya banyak orang tua yang masih melakukan hal ini ketika anak-anak mereka dewasa!

Nilai kita adalah Yesus bagi Allah.

Tuhan ingin nilai kita datang dari-Nya dan oleh Dia saja. Itulah sebabnya Alkitab menyatakan: “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar” (I Korintus 6:20; 7:23).

Berapakah harganya? “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus … bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.” (I Petrus 1:18-19). Kita telah dibeli dengan darah Kristus. Hidup-Nya bagi hidup kita.

Jadi bagi Allah saya senilai Yesus. Ketika Tuhan bilang saya berharga, saya berharga. TIDAK peduli apapun yang seseorang lakukan di sekitar saya!

Saya tahu bahwa dalam kehidupan sehari-hari, perasaan kita melawan dan merusak kepercayaan kita akan nilai kita yang sebenarnya di hadapan Allah. Tapi begitu kita tahu nilai kita yang sebenarnya, kita berhenti berusaha untuk mendapatkan nilai kita dari anak-anak kita.

Ya, pada hari tertentu mereka memberi kita alasan untuk bersukacita dan keesokannya mereka dapat menyebabkan kita sakit hati dan merana, tapi tidak pernah ada waktu dimana mereka menentukan nilai dan pentingnya kita sebagai manusia yang telah ditebus.

Sebagai orang percaya di dalam Kristus kita membawa identitas kita ke dalam pengasuhan kita; kita tidak mengambil identitas kita dari pengasuhan kita.

Tidak peduli usia atau tahap Anda dalam mengasuh anak, pastikan Anda menemukan identitas Anda dalam Kristus.

Saya ingat seorang wanita yang saya kenal tahun lalu, yang secara harfiah begitu Anda bertemu dengannya, mulai berbicara tentang anak-anaknya dan prestasi mereka. Saya benar-benar menikmati bertemu orang dan senang untuk mengenal mereka dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tapi saya takut bertemu dengan wanita ini di toko kelontong atau di gereja karena saya sudah tahu seperti apa percakapan itu sebelum dimulai. Identitasnya terbungkus dalam anak-anaknya.

Saya berharap saya bisa saja mengatakan bahwa anak-anak Anda tidak akan pernah mengecewakan Anda dan Anda akan selalu merasa baik tentang diri Anda karena mereka mau melakukan semua yang Anda katakan!! Kelihatannya seperti kenalan saya di atas.

Sebagian besar dari kita hidup dalam realitas anak-anak yang tidak sempurna.

Kita mungkin membawa pulang bayi yang menangis dari rumah sakit dan telah menjalani hidup melewati air mata seorang balita berkemauan kuat. Dan siapakah yang belum mengetahui (atau yang akan segera tahu) drama dan bahkan pemberontakan remaja dan seterusnya?

Mungkin Anda merasa sepertinya Anda telah gagal dan sedang mengambil rasa bersalah yang Tuhan tidak maksudkan. Jika memang ada rasa bersalah yang benar, ingatlah Amsal yang mengatakan, “Orang (atau wanita) benar jatuh tujuh kali tapi bangkit kembali.” Carilah pengampunan dari anak-anak Anda dan teruslah maju.

Jika hari ini mereka hampir sempurna bahkan selama seperjuta detik, janganlah juga mengambil kemuliaan!!

Keduanya dapat mempengaruhi nilai diri kita. Keduanya salah!

Marilah kita membawa identitas kita ke dalam pengasuhan kita, bukan mengambil identitas kita dari pengasuhan kita.

Dari hati saya,

Sarah

* Diterjemahkan dari artikel “Do Your Children Determine Your Self Worth?”

Tinggalkan tanggapan

Maret 2015
S S R K J S M
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
3031  
Follow Wanita Bijak Amsal 31 on WordPress.com

Masukkanlah alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan tentang pos baru melalui surat elektronik.

Bergabung dengan 181 pelanggan lain